• WEBINAR: Strategi Membangun UMKM Unggul Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat

    • September 10, 2020
    • Posted By : Admin ibik
    • Comments Off on WEBINAR: Strategi Membangun UMKM Unggul Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat

    Pada hari Senin (07/09/2020) pada pukul 13.00 WIB, Ikatan Akuntan Indonesia bekerjasama dengan Alumni Program Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Padjajaran (DIA UNPAD) dan IBI Kesatuan Bogor menyelenggarakan Webinar yang bertema “Strategi Membangun UMKM Unggul Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat” secara live melalui Zoom Meeting dan Youtube IBI Kesatuan.

    Webinar kali ini menghadirkan Suci Sri Utami Sutjipto, S.T., M.Kom., MPP. sebagai MC, Dr. H. Iriyadi., Ak., M.Comm., CA. yang memberikan keynote speech. Dr. H. Harry Suharman, SE., M. AK., CA. CSRS. selaku Ketua Program Studi Doktor Ilmu Akuntansi UNPAD, Edi Jaenudin, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Jawa Barat, Atalia Ridwan Kamil, S.IP., M.I. Kom., Ibu Gurbernur Jawa Barat, Komisaris PT. Urbane Indonesia, Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat, Ketua Dekranesda Provinsi Jawa Barat selaku guest star dalam webinar ini. Para pakar, praktisi, dan tokoh sebagai narasumber yaitu Prof. Dr. Hj. Winwin Yadiati, SE., MS., Ak., CA selaku Dosen Doktor Ilmu Akuntansi UNPAD, Prof. Dr. H. Haryono Umar, SE., Ak., MSc., CA. selaku Ketua Alumni Doktor Ilmu Akuntansi UNPAD, Wakil Ketua KPK (2007-2011),; Irjen Kemdikbud (2012-2015); Dekan SPS Perbanas Institute, Hj. Erini Mutia Yufada, SE., Ibu Bupati Kabupaten Musi Banyuasin-Sumatera Selatan & Pembina IWAPI Kabupaten Musi Banyuasin, dan Dr. H. Dodi Reza Alex., Lic.Econ., MBA. Selaku Bupati Kab. Musi Banyuasin-Sumatera Selatan.

    Acara dibuka oleh Atalia Ridwan Kamil, S.IP., M.I. Kom.. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa jumlah UMKM di Jawa Barat yang terdampak Covid-19 yaitu sebanyak 37,119 UMKM. Dampak Covid-19 terhadap UMKM di Jawa Barat yaitu harga bahan baku naik & sulit didapat, kesulitan permodalan, produksi & distribusi terhambat, penurunan daya beli, serta omzet yang menurun. Beliau juga memberikan saran kepada para akademisi bagaimana cara memajukan UMKM yaitu melakukan temuan-temuan baru di bidang inovasi produk yang dapat meningkatkan kemajuan UMKM, membina kemampuan industri kecil dalam mengakses modal, memberikan pengetahuan bagaimana memasarkan dan mengemas produknya agar memiliki nilai jual lebih, termasuk pemasaran secara daring, serta pembelajaran secara teori melalui mata kuliah kewirausahaan & mengadakan pelatihan / workshop seperti skill up business dan go internasional.

    Setelah sambutan dari Ibu Gurbenur Jawa Barat, sambutan dilanjutkan oleh Dr. H. Harry Suharman, SE., M. AK., CA. CSRS. Beliau menyampaikan bahwa UMKM kali ini agak berbeda dengan krisis UMKM beberapa waktu yang lalu. Pada saat krisis moneter yang terkena dampak adalah hanya perusahaan besar saja. Namun kali ini dengan adanya Covid-19, UMKM pun terkena dampaknya. Keseimbangan sisi penawaran maupun permintaan di semua tatanan perekonomian Negara menjadi terganggu secara struktural ketika aspek kesehatan masyarakat menjadi hal yang lebih darurat. Koreksi pertumbuhan perekonomian pun tidak dapat dihindari sehingga Negara-negara di dunia ini berjuang untuk merumuskan kebijakan-kebijakan publik yang representatif seperti yang dilakukan oleh pemerintah yang mendukung UMKM. Bagi pemerintah maupun entitas bisnis tentunya akan memasuki era normal merupakan peluang sekaligus ancaman. Terutama dalam konteks bagaimana mempertahankan sustainability dan juga berkontribusi terhadap entitas bisnis khususnya para pelaku UMKM. Peran pemerintah sangat penting dalam mendukung kegiatan UMKM termasuk melakukan pemetaan untuk pelaku dan industri UMKM, serta kesiapan digitalisasi dalam menghadapi consumer behavior.

    Setelah sambutan Ketua Program Studi Doktor Ilmu Akuntansi UNPAD, sambutan ketiga dilanjutkan oleh Edi Jaenudin, SE., M.Si., Ak., CA.. beliau menyampaikan bahwa ditengah kekhawatiran Covid-19, pergerakan di sektor UMKM selalu bergerak hanya perlu pikirkan bagaimana sektor ini tidak bergerak sendiri, namun didukung oleh semua pihak yang punya kepentingan, tentunya pemerintah yang punya kepentingan dalam hal regulasi. UMKM bisa bersaing dengan pengusaha-pengusaha yang jauh lebih besar. Kemudian perlu di support dari sisi tata kelolanya, para cendikiawan, ilmuan, serta para profesional dalam bidang akuntansi tentunya juga penting support agar salah 1 kelemahan dari UMKM yaitu tata kelola serta akuntabilitas yang dianggap lemah bisa segera kemudian kita perbaiki bersama.

    Setelah ketiga sambutan, Rektor IBI Kesatuan, Dr. H. Iriyadi., Ak., M.Comm., CA. memberikan keynote speech dalam webinar kali ini. Beliau menyampaikan bahwa E-Commerce adalah suatu jual beli barang dan jasa yang dilakukan melalui jaringan komputer. E-Commerce menjadi jembatan supaya UMKM menjadi unggul. Dengan adanya transformasi digital yang semakin meningkat serta kemajuan teknologi yang juga mengalami peningkatan, sehingga E-Commerce menjadi suatu bisnis yang sangat dinamis peningkatannya. Namun, tidak semua konsumen ikut dalam E-Commerce, hal ini dikarenakan masih adanya masyarakat yang sudah sepuh, berpenghasilan rendah, berpendidikan rendah, serta masyarakat-masyarakat yang masih tinggal di pedesaan. Perusahaan-perusahaan besar ternyata dua kali lebih banyak mengikuti E-Commerce dibandingkan UMKM. Beliau juga menyampaikan bahwa E-Commerce tidak hanya menjalankan bisnis melalui transaksi via internet, namun E-Commerce memerlukan sebuah ekosistem yang baik, yaitu akses dan kecepatan ketersediaan internet, kemudian tersedianya logistik yang baik, kesadaran untuk melakukan online payment system yang tentunya semua ini perlu dukungan pemerintah.

    Sesi penyampaian materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. H. Haryono Umar, SE., Ak., M.Sc., CA. yang dimoderatori oleh Dr. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., AK. CA. dengan tema akuntabilitas pelaporan keuangan UMKM. Beliau menyampaikan bahwa jarak sudah tidak menjadi permasalahan, karena teknologi sudah sangat membantu kita di dalam kehidupan agar kita bisa hidup dengan nyaman. Di dalam perkembangan ilmu ekonomi dan akuntansi kita mengenal 3 jenis bisnis, yaitu proprietorship, partnership, dan corporation. UMKM di dalam pandangan beliau memiliki 3 karakteristik, yaitu barang yang di transaksikan, yang diolah, dan yang dihasilkan bisa saja tergantung situasi. Maka dari itu, para pelaku bisnis di UMKM harus inovatif dan serta harus kreatif. Tantangan untuk berbisnis saat ini yaitu adalah adanya perubahan. Jika kita tidak mampu bertransformasi dan tidak mampu menyesuaikan, maka kita tidak akan bisa menjalani bisnis.

    Sesi penyampaian materi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. Hj. Winwin Yadiati, SE., MS., Ak., CA. yang dimoderatori oleh Firdaus Amyar, S.E., M.A., Ph. D., CA., Ak. dengan tema peran akuntansi dalam implementasi SAK EMKM untuk pelaporan keuangan UMKM. Beliau menyampaikan bahwa permasalahan pada sektor UMKM tidak lebih dan tidak jauh dari akses permodalan, lambatnya beradaptasi dengan perubahan teknologi, serta manajemen keuangan masih lemah. Standar Akuntansi EMKM berlaku sejak 1 Januari 2018 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI (DSAK IAI). SAK-EMKM merupakan standar akuntansi untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas kepada publik. EMKM ditujukan bagi entitas mikro kecil dan menengah dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan entitas lain jika otoritas mengizinkan. Peran akuntan yaitu menjamin kualitas laporan keuangan, mendorong kepercayaan pihak eksternal atas laporan keuangan yang dibuat UMKM, serta mendorong ditaatinya standar akuntansi, laporan keuangan UMKM menjadi lebih dapat dipercaya dan diandalkan.

    Sesi penyampaian materi ketiga disampaikan oleh Hj. Erini Mutia Yufada, SE. Pembina IWAPI Kabupaten Musi Banyuasin yang menyampaikan materi tentang potensi pengembangan industri kerajinan dan UMKM di Kabupaten Musi Banyuasin – Sumatera Selatan. Pembangunan bidang industri di Kabupaten Musi Banyuasin memiliki tujuan terciptanya IKM yang berperan sebagai penggerak pertumbuhan dan daya saing, serta terwujudnya iklim usaha dan perdagangan yang kondusif. Kabupaten Musi Banyuasin memiliki sasaran untuk mendorong pertumbuhan sektor industri kecil menengah serta peningkatan nilai tambah sektor IKM.

    Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh para moderator. Pertanyaan datang dari berbagai kalangan terutama terkait dengan strategi pengembangan UMKM yang unggul di masa Pandemi Covid-19.

    Penulis : Cindy Claudia S.M