Pada hari Sabtu (18/9), IBI Kesatuan mengadakan Kuliah Perdana yang dilaksanakan pada pukul 09:00 WIB. Kuliah Perdana yang bertemakan “Membangun Sikap Anti Radikalisme Bagi Mahasiswa” ini dilaksanakan secara LIVE melalui media Zoom dan Youtube IBI Kesatuan.
IBI Kesatuan menghadirkan Komjen. Pol. (Purn). Drs. Suhardi Alius, M.H selaku Komisaris Utama PT. Taspen (PERSERO) dan pemateri. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala BNPT RI periode 2016 – 2020. Selain itu IBI Kesatuan juga menghadirkan TB. Dicky Faldy, SN, S.E., M.H., M.M selaku dosen IBI Kesatuan dan Master of Ceremony (MC), serta Bambang Hengky R., S.Pi., M.M., Ph.D (cand) selaku dosen IBI Kesatuan dan moderator dalam Kuliah Perdana kali ini.
Kuliah Perdana ini diikuti secara hybrid dengan total peserta sebanyak 1029 orang, yaitu 734 peserta via Zoom, 235 peserta via Youtube, dan peserta yang mengikuti kuliah perdana secara offline / tatap muka sebanyak 60 orang.
Peserta yang mengikuti Kuliah Perdana ini diantaranya yaitu para civitas akademika IBI Kesatuan, dosen, mahasiswa baru TA 2021/2022 dan juga mahasiswa aktif dari masing-masing Program Studi. Tentunya, para perwakilan peserta yang hadir didalam Aula Lantai 6 Gedung IBI Kesatuan mengikuti protokol kesehatan COVID-19.
Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Sudrajat, S.E., Ak., CA., M.Ak., kemudian dilanjut dengan sambutan oleh Prof. Dr. H. Moermahadi Soerja Djanegara, S.E., M.M., Ak., CA., CPA., ASEAN CPA., CSFA. selaku Rektor IBI Kesatuan.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa tindakan radikalisme dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Radikalisme yang sering ditemukan di Indonesia adalah sikap intoleran terhadap perbedaan.
“Pendidikan anti radikalisme ini penting diperkenalkan kepada mahasiswa baru karena sikap anti radikalisme merupakan pondasi penting dalam menjaga kebhinekaan Indonesia. IBI Kesatuan pun merupakan kampus yang dibangun oleh orang-orang berbagai agama, suku, dan budaya. IBI Kesatuan sangat menjunjung toleransi.” Ujarnya.
Saat pembahasan materi, Komjen. Pol. (Purn). Drs. Suhardi Alius, M.H mengajak seluruh mahasiswa dalam mengantisipasi berkembangnya terorisme di Indonesia untuk mendalami masalah kebangsaan yang tidak hanya menggunakan akal dan logika, namun juga hati. Karena menurutnya, hati merupakan akumulasi dari kejujuran, kultur, nafas spritual, serta empati, dan juga sebagai unsur untuk mengendalikan diri.
“Peran signifikan ada pada pemimpin. Untuk mahasiswa yang akan menjadi calon pemimpin, mari selalu asah knowledge dan skill kita. Tidak akan ada perubahan bila tidak dimulai dari diri kalian sendiri. Mari berperan untuk mampu membuat network dengan stake holder lainnya, dan juga memiliki naluri rasa kebangsaan dalam merespon dinamika di masyarakat” Ujarnya.
Beliau juga menjelaskan faktor-faktor penyebab berkembangnya radikal terorisme didunia pendidikan, serta ciri-ciri orang yang terpapar paham radikalisme. Beberapa diantaranya seperti anti sosial, mengungkapkan kritik yang berlebihan terhadap masyarakat secara umum, serta kritis pada ulama dan organisasi moderat.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Pertanyaan datang dari para mahasiswa terutama terkait dengan sikap anti radikalisme. Terakhir, acara ditutup dengan pemberian cenderamata dari IBI Kesatuan serta foto bersama.
Penulis: CC*
Recent Comments