Pada hari Selasa (7/12), IBI Kesatuan melalui Program Vokasi melaksanakan International Guest Lecturer Vocational Program dengan tema “Consumer Behavior in Digital Era”, yang dimulai pada pukul 09.30 – 12.00 WIB via online melalui aplikasi ZOOM Meeting & Youtube.
Acara International Guest Lecturer ini diikuti 521 peserta dari Negara Indonesia dan Jerman. Baik organisasi profesi, akademisi, guru dan siswa-siswi SMA/K, mahasiswa/i IBI Kesatuan serta mahasiswa/i dari universitas di luar IBI Kesatuan, dan peserta lain dari berbagai latar belakang lainnya.
Selain itu, dalam International Guest Lecturer ini juga menghadirkan pembicara Dr. Jonathan Van Melle selaku Profesor dan peneliti sensitivitas antar budaya dari Universitas Avans – Belanda, dan pembicara Bambang Hengky R., SPi., MM., selaku Kepala Program Studi S1 Pariwisata IBI Kesatuan – Bogor, Indonesia. Acara dipandu oleh Muhamad Difa Fahreza, selaku mahasiswa aktif dari D3 Manajemen Pemasaran dan juga Master of Ceremony.
Acara dimulai dengan sambutan dari Prof. Dr. H. Moermahadi Soerja Djanegara, SE., MM., Ak., CPA., CA., CSFA., ASEAN CPA. selaku Rektor IBI Kesatuan. Beliau menyampaikan bahwa pandemi covid-19 telah mengubah dengan begitu cepat bentuk interaksi sosial masyarakat dengan teknologi digital. Beliau mengajak para hadirin untuk membulatkan tekad dalam mengembangkan diri selama masa pandemi ini.
“Kita tidak bisa berharap untuk kembali ke era pra-pandemi. Kita harus sigap beradaptasi ke tantangan ekonomi baru dengan teknologi yang terus berkembang secara cepat dan dinamis. Demand pasar akan bergerak sehingga kita harus mencari strategi bisnis baru agar bisa menjadi the first man running, bukan the last man standing.” Ujarnya.
Dalam pemaparan materi yang disajikan oleh Bambang Hengky R., SPi., MM., beliau berbicara tentang perilaku konsumen di era digital, terutama dengan adanya pandemi covid-19, semua sektor merasa harus mengubah diri karena kondisi pandemi covid-19 yang menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas. Salah satunya adalah perubahan cara berbelanja.
“Perubahan cara berbelanja yang sebelumnya berubah dari belanja langsung ke supermarket atau pasar tradisional, tiba-tiba harus berubah dalam waktu singkat menjadi belanja online. Konsumen dimudahkan hanya dengan membuka laptop, PC, tablet, atau ponsel untuk mencari, memilih, membeli, bahkan membayar/melakukan transaksi atas produk atau jasa yang mereka butuhkan.” Ujarnya.
“Perubahan signifikan dalam tujuan utama perjalanan diamati karena pandemi. Kebanyakan orang cenderung menggunakan lebih sedikit transportasi umum dan lebih banyak menggunakan mobil pribadi selama pandemi. Jumlah wisatawan yang menggunakan pesawat masih di bawah sebelum pandemi.” Tambahnya.
Dalam pemaparan materi yang disajikan oleh Dr. Jonathan Van Melle, beliau berbicara tentang bagaimana cara memenuhi kebutuhan wisatawan Belanda dengan menonjolkan layanan wisata di era digital. Yang sebenarnya dicari oleh wisatawan Belanda adalah hal yang sangat sederhana yaitu beristirahat. Istirahat seperti produk konsumsi yang berkaitan dengan cara kita menjalani hidup dan cara kita melakukan suatu pekerjaan.
“21% dari semua karyawan Belanda saat ini mengalami burnout, jadi kita berbicara tentang lebih dari 1 juta orang dari 18 juta orang yang duduk di rumah, merasa sangat sakit karena pekerjaan mereka sehingga mereka tidak dapat melakukan apapun dan tidak menjadi produktif lagi. Sedangkan 60% dari semua karyawan Belanda saat ini mengalami stress.” Ujarnya.
“Dari kebutuhan tersebut, anda bisa tawarkan istirahat dengan menekankan diri anda sebagai organisasi wisata. Buatlah Duta Istirahat melalui wisatawan yang anda layani sebelumnya, ini bermanfaat untuk menarik wisatawan baru. Serta tampil menonjol secara online dengan menekankan layanan ‘istirahat’ dalam kata kunci dan gambar apa pun.” Tambahnya.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Bambang Hengky R., SPi., MM. Pertanyaan datang dari berbagai kalangan terutama terkait dengan era digital yang dapat mempengaruhi adopsi teknologi digital.
Recent Comments